DIMENSI RUHANI MANUSIA

Oleh: Hasani Ahmad Said

Tulisan ini pernah dimuat di Opini Koran Kabar Banten,Sabtu,9 Okt 2010

Manusia secara fisik tak ubahnya seperti belalang kecil yang hinggap di pohon-pohon. Tetapi dalam diri yang kecil itu terdapat arsy Tuhan, yang luasnya lebih luas dari bumi dan langit, demikian ungkapan Jalaludin Rumi.

Manusia pada hakikatnya terdiri atas dua dimensi. Dimensi jasmani dan ruhani. Dua dimensi itu selayaknya harus tersentuh proses pembelajaran dalam hidup manusia. Dimensi ruhani ada dan terdapat dalam qalbu, ruh, nafs, dan aqal yang pada gilirannya membawa ketentraman baik jiwa manusia di tengah kegelisahan kehidupan dunia modern sekarang, atau malah sebaliknya.

Baiklah coba satu persatu diuraikan dalam tulisan ini untuk menemukan eksistensi manusia,sesungguhnya sebagai manusia yang diposiskan sesempurnanya ciptaan.

Qalb

yang bermakna membalik, kembali, maju-mundur, naik turun, berubah-ubah. Kata ini digunakan untuk menamai bagian dalam dari manusia yang menjadi sentral diri manusia itu sendiri, yang kita terjemahkan dengan hati.

Qalb yang suci bagaikan bola lampu kristal yang jernih dan tampak titik apinya, tempat bertemunya minyak dan api, dari luarnya diterangi oleh cahaya iman sedangkan di dalamnya diterangi cahaya ruh suci; sehingga terberkatilah dua rumah: rumah jiwa dan rumah jasad oleh cahaya-cahaya tersebut

Al-Ghazali (w. 505 H.), dari kalangan sufi, mencoba menjelaskan pengertian qalb dengan terlebih dahulu membuat kategori yakni qalb dalam pengertian fisik, yaitu segumpal daging sebagian organ tubuh yang terletak pada bagian kiri ronga dada, dan merupakan sentral peredaran darah; di mana darah itu yang membawa kepada kehidupan. Al-Ghazali mengatakan, hati dalam kategori ini adalah hati biologis yang menjadi obyek kajian para ahli kesehatan.

Ruh

kata Ruh berasal dari akar kata r w h. Dalam hal ini, makna resmi kata tersebut yang berarti nyawa yang menggerakkan makhluk hidup, dapat dipahami secara intuitif sebagai udara yang menggerakkan jasad manusia. Karena udara tidak dapat dilihat, maka demikian pula ruh, yang hanya dapat dirasakan keberadaannya yang seperti angin itu.

Ruh mengantar pada ilahi, jasad membawa pada keduniawian. Ruhani adalah yang mengendalikan, memberikan visi dan nilai-nilai bimbingan kepada jiwa-jiwa nabati, hewani dan insani. Ruh kita sesungguhnya perwujudan arsy Tuhan. Jangkauannya lebih luas dari bumi.

Jadi, kalau kita mencintai dunia berarti kita memenjarakan ruh kita di sangkar yang kecil. Mana mungkin burung elang itu bisa bahagia di dalam sangkar yang kecil. Bebaskan ruh kita dari sangkar dunia.

Dalam kalangan Sufi, ruh tidak mereka definisikan, tetapi mereka melihatnya dari sisi bahwa Ruh adalah alat bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan. Ruh iru erat hubungannya dengan jantung, di mana ia beredar bersama peredaran darah, sehingga kalau detak jantung sudah berhenti, maka berakhir pulalah ruh itu.
Akan tetapi, ruh yang menjadi sasaran tasawuf adalah ruh lathifah al-‘Alimah al-mudrikah min al-insan (sesuatu yang halus, yang mengetahui dan mempersepsi, yang terdapat dalam diri manusia), atau sama pengertiannya hati dalam kategori kedua di atas.

Nafs

istilah Nafs dalam Al-Qur’an yang jama’nya anfus dan nufus diartikan jiwa (soul), pribadi (person), diri (self atau selves), hidup (life), hati (heart), atau pikiran (mind), di samping juga dipakai untuk beberapa arti lainnya.

Mengungkap tentang Al-Nafs tidak dapat dipisahkan dengan ruh; sejatinya keduanya harus didudukkan sapu paket. Ruh itu dari Allah (Qul al-ruhu min amri Rabbi), sedangkan Allah itu maha suci dan immateri. Maka ruh itupun bersifat immateri dan suci.

Nurcholis Madjid menjelaskan bahwa nafs atau nafsu, emosi, memiliki kecenderungan terhadap kejelekan. Namun demikian, emosi yang ada pada manusia ibarat pisau bermata dua, emosi dapat membawa bencana, tetapi juga mendorong manusia mencapai puncak keilmuan yang sangat tinggi.

Nafsu menempati bagian jantung manusia, sedang akal menempati otak manusia. didalam Al-Qur’an disebutkan dalam Q.S. Al Mu’minun [23]:14)yang berbunyi “Fakasauna al-idzama lahma” yang artinya ,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Tatkala usia kandungan sembilan puluh hari proses pembentukan tubuh mulai berlangsung.

Maka nafs (jiwa), sebaiknya dipahami sebagai totalitas daya-daya ruhani berikut interaksinya dan aktualisasinya dalam kehidupan manusia. Quraish Shihab cenderung memahami Nafs sebagai sesuatu yang merupakan hasil perpaduan jasmani dan ruhani manusia. Perpaduan yang kemudian menjadikan yang bersangkutan mengenal perasaan, emosi, dan pengetahuan serta dikenal dan dibedakan dengan manusia-manusia lainnya.

'Aql

Yang berarti ikatan, batasan, atau menahan.Al-Ghazali meng-kategorikan akal atas dua pengertian. Pertama Akal dikaitkan dengan pengetahuan tentang suatu realitas, kedua Akal diartikan sama dengan kalbu. Jadi hati tak berbeda dengan akal. Meski demikian, kaum sufi menempatkan akal identik dengan dzawk (perasaan batin). Oleh karena itu, mereka berkeyakinan bahwa akal yang mampu mempersepsi sesuatu, sehingga menjadi sebuah konsep.

Dari uraian di atas, bisa dikatakan bahwa manusia tidak terlepas dari empat dimensi di atas. Kemudian, hati, ruh, nafsu, dan akal akan membawa kepada manusia yang sesungguhnya. Dalam artian bahwa dengan empat dimensi itu, manusia akan menjadi posisi/kedudukan yang terhormat, juga sebaliknya, bisa juga dalam posisi tersungkur atau hina.

Alquran menggambarkan mengenai penciptaan manusia sebaik-baik ciptaan (fî ahsani taqwîm). Akan tetapi posisi yang Allah berikan dalam posisi terbaik itu, bisa juga berbalik 180 derajat karena ulah manusia, yang kemudian digambarkan oleh Alquran sebagai sehina-hinanya manusia. Bahkan, manusia akan terlempar ke dasar kerak neraka.
Tepatlah kiranya, dua potensi yang Allah gambarkan dalam Q.S. al-Syams yakni Allah mengilhamkan kejelekan dan ketakwaan. Pertanyaannya tinggal pilih yang mana? Maka, dalam hal ini keempat dimensi di atas yang akan membawa manusia kelembah ke-takwaan atau kejelekan.


* Penulis adalah Dosen tetap Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan, Lampung & Kandidat Doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini tinggal di Pabean, Purwakarta, Cilegon, Banten.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MENGARTIKAN AGAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN FILSAFAT

Ketika seseorang mulai menyadari eksistensi dirinya, maka timbullah tanda-tanya dalam hatinya sendiri,tentang banyak hal.dalam lubuk hatinya yang dalam,memancarkan kecenderungan untuk tahu rahasia yang masih merupakan misteri yang terselubung itulah fitrah manusia,dengan fitrah itu manusia bergolak mencari dan merindukan tuhan, dari mulai bentuk yang dangkal dan bersahaja,berupa perasaan sampai ketingkat yang lebih tinggi berupa penggunaan akal ( Filsafat ).

Boleh jadi fitrah ini sesekali ketutup kabut kegelapan sehingga nampak manusia tidak mau tau siapa penciptanya, namun kekuatan fitrah ini tidak dapat dihapuskn sama sekali, dia sewaktu-waktu muncul kepermukaan lautan kesadaran memanifestasikan kecenderungan merindukan tuhannya yang begitu baik budi dan betapa bahagianya para pencari tuhan yang merindukan penciptanya,ketika mereka disambut mesra, oleh tuhannya,dalam bentuk petunjuk yang diwahyukan oleh rosulnya,disinilah terdapat perpaduan antara naluri, akal dan wahyu yang membuahkan ma’rifat pengenalan terhadap Allah dengan sebenar-benarnya.

BAB 1
PEMBAHASAN
MENGARTIKAN AGAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN FILSAFAT

A. Sejarah filsafat islam

Telah dimaklumi bahwa peradaban Yunani pada umumnya sangat menarik perhatian kaum muslimin, terutama sesudah adanya penterjemahan buku-buku Yunani kedalam bahasa Arab sejak zaman Al-Mansur (kurang lebih pertengahan abad 1 H) sampai di antara ilmu Yunanai yang menarik kaum muslimin ialah retorica Yunani yang sangat mempengaruhi retorika Arab. Filsafat Yunani juga tidak kalah pengaruhnya karena bukan saja dikalangan mutakallimin yang hanya mengambilnya sebagai alat memperkuat dalil-dalil kepercayaan Islam dalam menghadapi lawan-lawannya, tetapi juga di kalangan mereka yang terkenal dengan nama filosof-filosof Islam, seperti al-Kindy, al-Faraby, Ibnu Sina, dan lain-lain. Berbeda dengan mutakallimin, mereka mengambil seluruhnya filsafat Yunanidan mempertemukanya dengan ajaran-ajaran agam islam yang menurut lahirnya berlawanan.

Memang filsafat Yunani sudah lama masuk dikalangan kaum muslimin sebelum masa al-Kindy, baik yang langsung dari Yunani, maupaun yang melalui orang-orang Masehi Nesturiah dan Ya’kubiyah. Akan tetapi orang ynag mempelajari filsafat Yunani secara keseluruhan yang berhak dinamakan filosof Islam baru al-Kindy. Perhatian pada filsafat memuncak pada zaman Khalifah Al-Makmun (813-833) putra Harun Al-Rasyid. Utusan-utusan yang dikirim kekerajaan Bizantium mencari Manuskrip yang kemudian dibawa ke Baghdad dan diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Untuk keperluan penerjemahan itu AL-Makmun mendirikan Bait al-Hikmah (Widya Graha) di Baghdad yang dipimpin oleh Hunain bin Ishak, seorang penganut agama Kristen yang berasal dari Hirah, ia pernah pergi ke Yunani dan belajar bahasa Yunani, disamping menguasai bahasa Syiria (suryani) yang dizaman itu merupakan salah satu bahasa ilmiah. Sebagian besar karya Aristoteles, Plato dan buku-buku mengenai Neo-Platonisme diterjemahkan kedalam bahasa arab.
Pada permulaanya tradisi pelajaran ilmu agama dibawah pegaruh terjemahan-terjemahan bahasa Arab, karya-karya filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani abad ke-2/8, bercabang dan mengembang kedalam gerakan pemikiran ilmu pengetahuan dan filsafat yang kukuh dan cemerlang yang menghasilkan karya-karya bernilai besar dan orisinal dari abad ke-3/9 hingga abad ke 6/12. dampaknya atas pemikiran islam dan perkembanganya dengan cara penyerapan dan bereaksi. Sebagaimana pengganti doktrin-doktrin filsafat individual yang diberikan oleh sejumlah filosof .

Pengertian Agama

Kata “Agama” berasal dari kata sanksekerta,yang asal katanya A dan Gama,A artinya “tidak” dan Gama artinya kocar-kacir atau berantakan,Yang dapat kita simpulkan Agama adalah tidak kocar-kacir ( Tidak berantakan )

Menurut istilah Agama adalah peraturan tuhan yang diturunkanNya kepada manusia melalui Rosulnya untuk menjadi pedoman bagi manusia dalam melaksanakan kehidupan dan penghidupan mereka didalam segala aspeknya agar mereka mencapai kejayaan hidup secara lahir dan batin serta dunia dan akhirat.

Pengertian agama menurut Harun nasution yaitu :

1.Pengakuan terhadap adanyahubungan manusia dengan kekuatan yang harus dipatuhi.
2.pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia.
3.Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan manusia.
4.KePercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
5.Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan ghaib
6.Pengakuan terhadap adanya kewajiban yag diyakini bersumber pada kekuatan ghaib.
7.Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan takut .
8.Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan takut terhadap perasaan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
9.Ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.

Pengertian Agama menurut I. G. Frazer

Adalah menyemmbah atau menghormati kekuatan yang lebih agung dari pada manusia yang dianggap mengatur dan menguasai jalannya alam semesta dan jalannya kehidupan manusia.

Pengertian Agama Menurut Prof.K.H.M Thaib thohir Abdul muin

Adalah suatu perturan tuhan yang mendorong jiwa seseorng yang mempunyai akal, memegang peraturan tuhannya itu dengan kehendaknya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup dan kebahagiaan kelak ( Istilah ini meliputi kepercayaan dan perbuatan ).

Jadi Pengertian Agama Adalah suatu ajaran untuk mempercayai adany a kekuatan ghaib diluar diri manusia yang mengatur cara hidup,system tingkah laku manusia yang diwahyukan tuhan kepada seorang rosul untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat

Mengapa manusia harus beragama yaitu:

1.Keterbatasan kemampuan manusia
2.Memberikan makanan rohani
3.Memenuhi tuntutan kita
4.Menanggulangi kegelisahan
5.Ingin bahagia
6.Memelihara martabat manusia
7.Sumber prinsip-prinsip hidup
8.Sumber hokum
9.Dengan adanya agama kita dapat mengenal Allah
10.Dengan agama kita dapat mengenal manusia
11.Memenuhi tujuan Allah menciptakan manusia

Pengertian Filsafat

Pengertian filsfat itu sendiri beraneka ragam,dan Ada beberapa pendapat mengenai filsafat yaitu diantaranya:
1.Menurut Thomas Hobbes, filsafat adalah ilmu yang menerangkan hasil dan sebab atau sebab dan hasilnya

2.Menurut Aristoteles,Filsafat adalah ilmu tentang kebenaran

3.Menurut Plato ,bahwa Filsafat bukanlah pengetahuan kebijaksanaan, kepndaiaan melainkan, kegemaran dan kemauan untuk mendapatkan pengetahuan yang luhur itu.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang kebenaran,tentang bagaimana ilmu itu dipelajari secara mendalam

Objek pembagian Filsafat

Objek filsafat adalah mencari keterngan sedalam-dalamnya,disinilah kita ketahui sesuatu yang ada atau yang berwujud yang menjadikan penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut objecnya yaitu:
1.Umum
2.Mutlak
3.Cosmologia
4.Antropologia
5.Etika
6.Logika

Filsafat Ketuhanan ( Theologi Filsafat )

Menurut Prof.Dr.D.C Mulder ( 1972,Hal 30 ) Filsafat Agama merupakan bagian filsafat ketuhanan,filsafat ketuhanan termasuk filsafat sistematis yang mempelajari Cosmologia,manusia dengan Tuhannya

Filsafat ketuhanan ( Theologi Filsafat ) yaitu hikmah kebijaksanaan menggunakan akal pikiran dalam menyelidiki ada dan esanya Tuhan.

Untuk pembahasn secara khusus biasanya istilah teologi dikaitkan dengan keterangan kualifikasi, mislnya: theology Kristen, theology protestan, theology budha, theology hindu, dan theology islam.

Dalam pembahasan makalah ini kami akan mengkhususkan pada pembahasan theology islam. Dan di dalam agama islam terdapat istilah ilmu tauhid dan ilmu kalam, untuk membahas masalah ketuhanan adalah tauhid ( mengesakan dan menganggap satu).

Ilmu tauhid menurut islam adalah ilmu yang menerangkan tentang sifat Tuhan yang wajib diketahui dan dipercayai dimana bagian terpenting adalah pembahasan mengenai keesaan Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya
Pentingnya kedudukan dan fungsi filsafat

Al-quran menyuruh manusia menggunakan akal

Al-Quran adalah pedoman bagi umat manusia untuk menjalani kehidupan ini sesuai dengan tuntunan Rabbnya,karena di dalam Al-Quran semua permasalahan diatur dengan baik. Al-Quran juga merupakan firman-firman Allah penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya, yang didalamnya tidak hanya berisi tentang tauhid saja tetapi didalamnya mengajarkan hikmah dan juga terdapat alasan-alasan yang dapat diterima secara logika. Dengan kata lain bahwa doktrin adanya Tuhan tidak hanya disuruh percaya begitu saja tetapi sebelum itu diberikan kesempatan berfikir lurus.

Rasio (akal) merupakan salah satu dari perangkat anugrah (hidayah) yang diberikan Tuhan kepada manusia. Didalam Al-quran terdapat banyak ayat dalam bentuk yang bervariasimenyuruh mnusia menggunakan akalnya dengan baik, memikirkan alam disamping mengingat dan menyebut Penciptanya Allah SWT. Ada beberapa ayat yang memerintahkan menusia menggunakan akalnya untuk memikirkan alam ini, yaitu surat Al-Hajj 22:46,Al-Imron 3:190-191,Ar-Rum 30: 8, Al-Ankabut 29:43,Al-Arof 7: 185,Al-Qof 50: 6-11,dan Al- Fatir 3: 27-28.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa mengartikan agama dengan menggunakan ilmu filsafat adalah filsafat sebagai media untuk manusia mencari makna Tuhan atau ma’rifatullah secara mendalam, dan menggunakan logikanya sebagai alat pencari makna islam itu sendiri.tetapi yang perlu digarisbawahi, logika manusia memiliki keterbatasan. Sehingga Al-Quran tidak semua ayatnya dapat di terjemahkan secara logika,contohnya saja ayat tentang ruh.

Pendekatan filosofis

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah. Selain itu filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, mencoba menautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.

Menurut Sidi Gazalba, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti hikmah atau mengenai hakikat segala sesuatu yang ada Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya upaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang ada dibalik objek formalnya.

Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas dan inti yang terdapat di balik yang bersifat lahiriah. Sebagai contoh, kita jumpai berbagai bentuk rumah dengan kualitas yang berbeda, tatapi semua rumah itu intinya adalah sebagai tempat tinggal. Kegiatan berfikir untuk menemukan hakikat itu dilakukan secara mendalam .berfikir secara filosofis tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam memahami ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama.

Pendekatan Filosofis yang demikian itu sebenarnya sudah banyak dlakukan oleh para ahli. Misalnya dalam buku yang berjudul Hikmah Al-Taasyri’ Walfalsafalatuhu yang ditulis oleh Muhamad Al-Jurjawi. Dalam buku tersebut Al-urjawi berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat diballik ajaran-ajaran agama Islam.

Agama misalnya mengajarkan agar melaksanakan sholat berjamaah. Tujuannya antara lain agar seseorang merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan dengan orang lain. Melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada pengalaman agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang mereka dapatkan dari pengalaman agama tersebut hanyalah pengakuan formalistik, misalnya sudah haji, sudah menunaikan rukun Islam yang kelima, dan berhenti sampai disitu. Mereka tidak dapat merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung didalamnya. Namun demikian, pendekatan filosofis ini tidak berarti menafikan atau menyepelekan bentuk pengalaman agama secara formal. Filsafat mempelajari segi batin yang bersifat esoterik. Sedangkan bentuk (formal) memfokuskan segi lahiriyah yang bersifat eksoterik.

Menurut Al-Kindi falsafat dan agama samawi tidak bisa bertentangan. Falsafat membahas kebenaran dan wahyu membawa informasi tentang kebenarandan wahyu membawa informasi tentang kebenaran. Di sinilah terletak persamaan antara falsafat dan agama, keduanya sama-sama membahas kebenaran. Selanjutnya, agama disamping wahyu mempergunakan akal dan falsafat menggunakan akal pula. Falsafat membahas kebenaran pertama (al-haqq al-awwal) dan agama itulah pula yang dijelaskannya.
Tuhan ialah Al-Haqq Al-Awaal. Falsafat yang paling tinggi ialah falsafat yang membahas Al-Haqq Al-Awwal itu. Membahas Tuhan itu diwajibkan dalam Islam. Oleh karena itu mempelajari filsafat dalam islam tidak dilarang.

Al-Farabi juga berpendapat demikian. tetapi baginya falsafat dapat mengganggu keyakinan orang awam. Oleh karena itu ia mengatakan bahwa falsafat tidak boleh dibocorkan dan tak boleh sampai ketangan orang awam.

Kalau filosof-filosof berpendapat bahwa filsafat tidak boleh jatuh ketangan orang awam, Al-Ghazali lebih dari itu mengatakan bahwa teologi pun tidak boleh disampaikan pada mereka. Bukan hanya filsafat yang dapat mengacaukan keyakinan, bahkan ilmu kalam dapat mengacaukan iman seseorang. Karena dalam memahami agama para filosof (kaum khawas) menggunakan arti batin yang tidak boleh disampaikan kepada orang awam yang menggunakan arti lahir.

Refrensi :

•Hady Aslam.Dr,Pengantar Filsafat Agama.Jakarta, CV Rajawali,1986
•Zaini Syahminan.Drs,Mengapa Manusia Harus Beragama.Jakarta,Kalam Mulia,1986.Cet 1
•Ya’qub Hamzah.H.Dr,Filsafat Agama Titik Temu Akal Dengan Ilmu.Jakarta,Pedoman Ilmu Jaya,1992
•Harifuddin.H.Drs,Rasjidi.M.H.Dr.Prof,Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsafat.Jakarta,Bulan Bintang,1988
•www.ariffadholi.blogspot.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Iblis dan Ibnu Ummi Maktum

Abdullah bin ummi maktum adalah salah seorang sahabat yg mulia.Dia adalah salah satu sebab turunnya surat Abasa.

Suatu hari,Abdullah bin ummi maktum mengikuti pengajian Rosulullah SAW .dalam kesempatan itu, Rosul menyampaikan akan kewajiban setiap muslim yg mendengar adzan untuk segera menunaikan sholat.karena kondisi fisiknya,yakni matanya yg buta,ia memberanikan diri bertanya kepada Rosulullah SAW.

"Wahai Rosulullah SAW,apakah saya juga diwajibkan kendati saya tidak bisa melihat ?" tanya Ibnu ummi maktum,

Rosul menjawab." Apakah kamu mendengar seruan azan ?"

Ibnu ummi maktum menjawab,"Ya,saya mendengarnya."

Rosul pun memerintahkannya agar ia tetap pergi kemesjid meskipun sambil merangkak.

Maka,dengan penuh keimanan,setiap azan berkumandang dan waktu sholat tiba,ia pun segara pergi kemesjid dan berjama'ah dengan Rosulullah SAW.suatu ketika diwaktu subuh,saat azan dikumandangkan, ibnu ummi maktum pun bergegas kemesjid. Ditengah jalan,kakinya tersandung batu hingga akhirnya mengeluarkan darah.Namun,tekadnya sudah bulat untuk tetap berjama'ah kemesjid.

Waktu subuh berikutnya,ia bertemu dengan seorang pemuda.Pemuda ini bermaksud menolongnya dan menuntunnya kemesjid. Selama berhari2,sang pemuda ini selalu mengantarnya kemesjid. Ibnu ummi maktum pun kemudian ingin membalas kebaikannya. "

Wahai saudaraku,siapakah gerangan namamu.izinkan aku mengetahuimu agar aku bisa mendoakanmu kepada Allah," ujarnya.

"Apa untungnya bagi anda mengetahui namaku dan aku tak mau engkau do'akan", jawab sang pemuda."

jika demikian,cukuplah sampai disini saja engkau membantuku. Aku tak mau engkau menolongku lagi sebab engkau tak mau didoakan " tutur ibnu ummi maktum kepada pemuda itu

Maka sang pemuda ini pun akhirnya mengenalkan diri. "Wahai ibnu ummi maktum, ketahuilah sesungguhnya aku adalah iblis," ujarnya. " lalu mengapa engkau menolongku dan selalu mengantarkanku kemesjid. Bukankah engkau semestinya mencegahku untuk kemesjid ?" tanya ibnu ummi maktum lagi.

Sang pemuda yg bernama iblis itu kemudian membuka rahasia atas pertolongannya selama ini. " Wahai ibnu ummi maktum,masih ingatkah engkau beberapa hari yg lalu tatkala engkau hendak kemesjid dan engkau terjatuh ? Aku tidak ingin hal itu terulang lagi. Sebab,karena engkau terjatuh, Allah telah mengampuni dosamu yg separuh. Aku takut kalau engkau terjatuh lagi Allah akan menghapuskan dosamu yg separuhnya lagi ,sehingga terhapuslah dosamu seluruhnya. Maka, sia-sialah kami menggodamu selama ini," jawab iblis tersebut.

Kisah diatas menggambarkan kepada kita bahwa sesungguhnya iblis tak akan pernah berhenti untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Dalam hal yg baik pun,iblis selalu berusaha untuk membelokkan orang yg beriman kearah yg dimurkai Allah.

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala" (Qs.Fatir : 6).

Semoga Allah senantiasa membimbing dan meridhai setiap ibadah kita

Amin .....

Sumber:
Syahruddin El-fikri dalam (Rubrik HIKMAH Koran REPUBLIKA)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dasar-Dasar Jurnalistik



Pengertian

Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis.
Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.
Secara konseptual,

jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu.

1. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada
publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).

2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik
(berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa
(reportase) dan wawancara.

3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa,
opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan
terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu
sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses
penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi,
atau memberikan kejelasan.

Secara Praktis, Jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik sebagai berikut :

1.Informasi

2.penyusunan informasi

3.penyebarluasan informasi

4.media massa.

I.Informasi : News & Views

Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini).

News ( Berita )

Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) –aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”.

Jenis-jenis berita :

1. Berita langsung (straight news)
2. Berita opini (opinion news)
3. Berita investigasi (investigative news), dan sebagainya.

Views ( Opini )

adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa.

Jenis informasi Views adalah sebagai berikut :

1.Kolom

2.tajuk rencana

3.artikel

4.surat pembaca

5.karikatur

6.pojok

7.esai.

Feature

Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara news dan views.

Jenis feature yang paling populer adalah sebagai berikut :
1.Feature tips (how to do it feature)
2.Feature biografi
3.Feature catatan perjalanan/petualangan
4.Feature human interest.

II.Penyusunan Informasi

Informasi yang disajikan sebuah media massa tentu harus dibuat atau disusun dulu. Yang bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (Editorial Department), yakni para wartawan, mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor.Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:

1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini.

2. Menguasai bidang liputan (beat).

3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.

Teknis pembuatannya terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi:

1.News Planning

perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan

2.News Hunting

pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.

3.News Writing

penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah.

4.News Editing

penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia.
Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process).

III. Penyebarluasan Informasi

Yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Ini tugas bagian marketing atau bagian usaha (Business Department) –sirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan.

IV. Media Massa (Mass Media)

adalah sarana komunikasi massa (channel of mass communication ). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.

Ciri-ciri (karakteristik) media massa adalah sebagai berikut :

1. disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas)
2. pesan atau isinya bersifat umum (universalitas)
3. tetap atau berkala (periodisitas)
4. berkesinambungan (kontinuitas)
5. berisi hal-hal baru (aktualitas).

Jenis-jenis media massa

1.Media Massa Cetak (Printed Media) Yang termasuk media cetak adalah seperti koran atau surat kabar, tabloid,
newsletter, majalah, buletin, dan buku

2.Media Massa Elektronik (Electronic Media) Yang termasuk Media Elektronik adalah radio, televisi, dan film

3.Media Online (Cybermedia). Yang termasuk Media Online adalah website internet yang berisikan informasi- aktual
layaknya media massa cetak.

Produk Utama Jurnalistik: Berita

Aktivitas atau proses jurnalistik utamanya menghasilkan berita, selain jenis tulisan lain seperti artikel dan feature.

Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa.
Tahap-tahap pembuatannya adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita –aktual, faktual, penting, dan menarik—dengan “mengisi”
enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi, Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana
kejadiannya, When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana proses kejadiannya)

2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –
spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah
(straight to the point), mudah dipahami orang awam.

3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya
peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian
paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di
Lead.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS